Serba – Serbi Horison EM – 4 :
DAN BUAH BALI ITU KINI
ADA DI POT LAMONGAN
Oleh : Esti Faizah, SP
(Penulis Adalah Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang, Kini Sebagai Pengembang Agroindustri Di Lamongan)
KITA Tidak akan bicara jika Markisah (Passiflora quadrangularis) itu hanya sebatas buah tangan khas seseorang yang datang dari bepergian di Pulau Dewata, Bali. Juga tidak akan memperbincangkan bila tanaman yang merambat itu ditancapkan pada lahan yang semestinya.
Tapi untuk yang satu ini media tanamnya ada di pot. Dan tanaman yang ada di dalam pot sekalipun, bila tidak dirawat dengan baik, tentu tidak akan membuat buah yang banyak mengandung vitamin C itu tumbuh eksotis dan berbuah ranum.
Ya, Markisah buah yang menyerupai kedondong tapi ompong itu, bila dipecah terdapat seribu biji yang dilapisi dengan selaput tipis. Bila selaput tipis itu kita sobek lagi, baru akan muncul daging berlendir bening yang di dalamnya tersembunyi biji-bijian lunak.
Daging buah yang transparan itulah yang dikonsumsi. Betapa Mahabijaknya Tuhan menciptakan konstruksi dan elemen lunak dalam jaringan buah Markisah, sehingga enak dimakan dan perlu. Sebab di dalamnya mengandung asam askorbut (C6H8O6) yang berkhasiat menjaga elastisitas kapiler darah, pembentukan serabut kolagen (serat protein), menjaga perlekatan akar gigi dan gusi, koenzim dari berbagai reksi katabolisme karbohidrat dan lemak, memperbaiki pertumbuhan tulang (terutama pada bijinya yang mengandung zat kapur), defisiensi degenerasi kulit (mencegah penuaan dini), gusi berdarah, bibir pecah-pecah, kerusakan sendi dsb.
Apa yang terjadi seandainya buah Markisah itu tidak ada zat pelicinnya, niscaya kita akan sulit menelannya. Kemungkinan besar tenggorokan kita akan sakit, luka, tergores oleh bijinya. Oleh karena itu agar si pemakan dapat menikmati segarnya buah yang kulitnya terlapisi lilin (kutikula) itu, Tuhan membungkus biji-bijinya dengan daging yang licin, mudah dicernakkan, berguna dalam membuang kotoran (berak), malah dapat mengatasi sembelit.
Tanah Pot Alot , Dengan EM-4 Pohon Menjadi Lebat
Biasanya tanah dalam pot itu tidak segembur pada lahan ekosistem sebenarnya. Lebih-lebih bagi pemilik yang malas merawatnya. Hal ini bisa teratasi dengan pola perawatan yang kontinyu dengan menggunakan teknologi EM (Efective Mikrobakterium).
Budidaya Markisah (Passiflora quadrangularis) yang penulis lakukan ini, menggunakan pot berdiameter 45 cm. Ini untuk menyiasati tanah pekarangan yang sangat minim. Sehingga penulis meletakan pot-pot Markisah itu di lantai II rumah penulis. Pada awalnya kita lakukan dengan menanam biji pada wadah media polibag sebagai pembibitan. Tanah yang kita pilih, adalah tanah yang bercampuran pupuk kandang dan kompos berupa sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Biji yang akan ditanam sebelumnya direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) atonik selama semalam. Setelah bibit ditanam dalam wadah pembibitan, setiap hari dilalukan penyiraman dengan larutan EM-4 dengan konsentrasi 10ml/l air. Setelah ditanam ± 6 hari biji tersebut baru tumbuh (mungkin disebabkan buah kurang tua ditambah lingkungan daerah Lamongan yang ber-udara kering dan cuaca yang panas sehingga agak lambat dalam proses perkecambahan biji Markisah tsb). Karena biasanya biji bekecambah kira-kira hanya butuh waktu ± 3 hari saja.
Setelah muncul tunas dengan sulurnya, kita beri ajir untuk rambatan sementara. Setelah ± 2 bulan, tanaman di pindah dari polibag pembibitan ke pot penanaman yang bergaris tengah 45 cm dan kita pasang anjang-anjang (sebagai rambatan permanen bagi batang tanaman markisah yang semakin panjang dan menjalar pertumbuhan tunas serta sulur-sulurnya ). Media penanaman ini kita gunakan tanah, pupuk kandang dan kompos Azolla. Dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (kompos Azolla yang kita buat juga menggunakan metode EM-4). Penyiraman dengan larutan EM-4 dilakukan seminggu sekali dengan konsentrasi 15 ml/1 liter air. Selanjutnya sebagaimana lazimnya pohon merambat yang lain (seperti anggur) dilakukan penjarangan daun dengan cara merompes daun yang tumbuh terlalu subur, dengan tujuan agar banyak muncul cabang yang pada akhirnya sebagai tempat bergantungnya buahnya yang banyak.
Perawatan yang rutin sangat berguna sekali untuk mencegah hama penyakit yang banyak berdatangan dan menjaga kelembaban tanah dan udara sekitar akibat cuaca Lamongan yang terlalu panas dengan penyemprotan EM-4 yang dilakukan seminggu 2 kali pada seluruh bagian tanaman. Selain itu penyemprotan EM bermanfaat sebagai metode mempertahankan bunga dari kerontokan yang disebabkan udara yang kurang sesuai. Umur satu tahun tanaman mulai berbunga.
Setelah tanaman milik penulis berbuah, penulis kemudian membuat stek batang markisah dari pot tersebut. Hal ini dilakukan mengingat cara pembudidayaan stek batang lebih efektif. Sebab tidak butuh waktu yang relatif terlalu lama. Caranya, potong batang markisah sepanjang 3 ruas dan tancapkanlah batang markisah itu satu ruas masuk dalam tanah. Jangan lupa penyiraman setiap hari dan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik (kompos atupun kandang) agar buah lebih nikmat dan sehat karena bebas dari residu pupuk dan pestisida kimia buatan.
Tanaman dari metode stek ini penulis menanamnya di pekarangan belakang rumah. Kurang lebih 6 bulan tanaman sudah berbunga tentunya dengan perawatan yang relatif sama. Daun markisah sangat disukai siput, ulat, kutu putih, dan kluwing (hewan berkaki seribu). Hewan-hewan tersebut sangat krasan di bawah tajuk tanaman yang rindang karena kesejukan dan kelembabannya terjaga.
Akan tetapi hewan – hewan tersebut idak dijumpai pada tanaman markisah dalam pot penulis. Kini buah khas Bali itu sama-sama berbuah, baik yang ada dalam pot maupun yang berada di lahan terbuka. (Kiriman : Esti Faizah, SP Penulis Adalah Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang, Kini Sebagai Pengembang Agroindustri Di Lamongan)
Alamat Rumah : Esti Faizah, SP
Jl. Langgarwakaf 20 Sawo-Babat Tilp (0322) 451589
Kab. Lamongan – Jawatimur.