RONDA MALAM DI KAMPUNG HALAMAN
Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.
Angin Dingin Meniup Mencekam
Demi Lembaran Kebersamaan
Tugas Negara Dalam Pengamanan
Tetap Kujalani
Walau Body Lemah Bak Pelepah Lunglai
Data Kertas Kerja Pak RT Mengerling Keliling
Serombongan Tetabuhan Mengasyikkan
Keliling Bawa Kentongan Media Bunyia-bunyian
Lalu Kuusik Hingga Berisik
Alunan Suara Bikin Pendengkur Lena Mencetak Peta
Tengah Malam Berhias Temaram Purnama
Kami Menjelajah Arena Mengepung Kampung
Bisa Dihitung Orang Yang Sujud Merenung
Masih Mengusir Musuh Dengan Menaruh Uang Lusuh
Ya, Beras Jimpitan Itu Kini Diuangkan
Akankah Kaleng-kaleng Itu Terus Oleng
Hanya Peronda Yang Tahu
Di Gerdu Kami Bersatu
(edisi jaga selasa malam sinambi jagongan, sesekali nyeruput kopi & camilan)
LACUTKAH AKU …?
Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S. Ag.
Aku Tak Kuasa Meramu Kata-kata
Dari Huruf Ke Kalimat Semakin Tersendat
Hanya Bahasa Tubuh Lewat Kerling Kecil
Yang Utuh
Demi Wajah Nan Indah
Ah,..Semakin Kelu Dan Kaku Serasa Lidah
Lacutkah Aku…?
Bila Bersenandung Rindu
Karena Senyummu Menyapaku
Kulihat Ada Sudut Bibirmu Yang Indah
Seolah Bertuah
Dua Kalinya Aku Terjaga Pongah
Lacutkah Aku…?
Bila Menuang Ide Yang Beku
Lalu Kuintai Bayanganmu Yang Semu
Lalu Kusiram Rayuan Penyesalan
Lalu Kuganti Dengan Madu Iman
Lalu Aku Terjaga Ketiga Kalinya
Dalam Lembar Kenistaan
Lacutkan Aku…?
Bila Megobral Obrol Yang Ambrol
Sementara Semua Orang Besekongkol
Tak Seorangpun Yang Berani Mengontrol
Hingga Bikin Hatiku Semakin Dongkol
Betapa Rakyat Terhempas Nggak Dikatrol
Huh… Semakin Konyol
– – – – – – – edisihujan turun pertama desember 2019 – – – – – – –
KUMPULAN NASKAH PUISI KENANGAN
LOMBA PUISI NASIONAL
ANAK KECIL TENTANG SAWAH-LADANGNYA
Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.
Kaki dekil turut andil
Pemiliknya anak kecil bersenjata bedil :
“Biarin, kata kakek buat refleksi tanpa selongsong kaki”
Lantas bocah itu maraton bersama laron yang menari-nari
Lantas emaknya menggoreng untuk nutrisi
Lantas bocah itu tunggang langgang ke ladang
Lantas didapatinya sang kakek tiap hari bokek
Lantas si cucu itu menafsiri pentingnya energi
Nyedot cerutu, nyeruput kopi
Ongkang-ongkang nyokot singkong
Sang kakek terkekeh giginya ompong
Merasuknya formulasi ilmu pada cucu
Bocah itu mengulum batang sorgum
Pada batang : sedot manis sepah dibuang
Burung betet medium ke surga naim
Bagi para petani yang menuai meski minim
Lantas petani itu berteduh di gubug
Lantas ada kiriman getuk
Lantas sholat dipintu-Nya ia mengetuk
Lantas ia capek nggak bisa melek
Lantas sore mega mendung
Lantas menggiring kambing ke kandang
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = musim panen kedua 2015
A P R I O R I
Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.
DENGAN PONGAH KAU BEDAH CELAH SALAH
SONDER LIHAT HATI NURANI YANG HAKIKI
LEMAH MAHAL AKHIRNYA TERJUNGKAL
JADILAH KAWAN SASARAN OMELAN
ANGGAP SAJA SUARA GAMELAN
SEKALI SALAH
TERUSLAH SALAH
KABAR DARI SEBELAH
INFO SALAH KAPRAH
TANPA DIOLAH
LALU MANA KEBENARAN YANG NYATA…
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =oktober 2018
APRESIASI LAKI – BINI
Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag
Suami itu bak raja diraja.
Istri adalah brankasnya.
Itu hakekat idealnya.
Tapi sayang, zaman berubah.
Suami tersulap menjadi budak belia.
Istri naik tahta.
Darmana – Darmini jalin ikatan suci.
Cincin kawin telah dikebiri.
Darmana kerja keras banting tulang.
Darmini ongkang-ongkang.
Darmana pulang kerja.
Darmini mengorek data.
Dompet suami langsung dibuka.
Hari itu tanggal muda.
Darmini senyum – tertawa ceria.
Tapi bila tanggung bulan.
Darmana ditendang jadi bulan-bulanan.
Wajah beringsut cemberut.
Amplop tambahan ikut hanyut.
Malam-malam Darmana tergugah.
Tapi Darmini tiada gairah.
= = = = = = = = = = = = = = =suatu malam menjelang 2019
CATATAN KENANGAN & NOSTALGIA DARI JAKARTA
Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.
- Di jaman nggak enak : radio, TV, sepedah ontel berpajak.
- Radio & TV media hiburan andalan.
- Materinya terbatas, penyiarnya berkuwalitas.
- Didengar enak, dilihat sedap.
- Anita Rahman pemberita menawan.
- Koes Hendratmo bergaya flamboyan.
- Sazli Rais tak suka meringis. Duduknya tegak, walau bibirnya nggak bergerak. Artikulasi suara bak teriak.
- Sandy Tyas resensi filmnya sangat pas.
- Film Si Unyil untuk anak kecil. Tokoh Pak Raden kerap bikin insiden.
- Aneka Ria Safari wahana artis anak negeri yang bergengsi.
- Album minggu ini tayangan lagu-lagu terkini.
- Film akhir pekan ditunggu orang kota hingga pedesaan.
- Harmoko minta petunjuk presiden adalah insiden yang keren.
- Siaran pedesaan suatu bentuk simulasi andalan.
- Wawanara presiden dengan petani – rakyat sebagai simulasi yang memikat.
- Robbi Sugara & Ratno Timur bagai sedulur sama-sama masyhur.
- Feri Fadli si dokter gigi pengisi suara pengganti. Artinya sering dubbing.
- Rudi Salam & Roy Marten aktor bersaudara sering membintangi film asmara.
- Asari Oramahe sosok reporter bervokal power yang santer dan banter.
- A. Hamid Arif sering didapuk sebagai ortu yang bijaksana dan arif.
- Bambang Irawan & Ade Irawan pasangan actor – aktris yang menawan.
- Pangki Suwoto & Yati Octavia pasangan bintang yang memesona. Dalam film Yati Octavia idealnya berpasangan dengan Rhoma Irama. Hingga kini masih tetap cetar membahana.
- Semenjak remaja Aminah Cendrakasih berkiprah dalam film yang patut diberi tali asih.
- Jamal Mirda & Lidya Kandao pasangan serasi, gitu lho….
- Rano Karno itu anaknya Sukarno M. Nur yang sama-sama kesuwur.
- Dedy Sutomo & Dody Sukma memang memang dedikasinya sangat mulia.
- Marisa Haq & Ikang Fauzi selalu mencari jalan yang haq dan terpuji. Pasangan pasutri ini punya aura, nyawa dan berolah rasa.
- Artis Nafa Urbah setiap nafas perannya berubah.
- Gesekan biola Idris Sardi memang menyentuh hati.
- Film dan lagunya Rhoma Irama sangat berirama dan banyak penggemarnya.
- Jarang diekspos : HIM Damsyik aktor film yang kurus kering itu pelatih ballet yang asyik tak mau terusik.
- Dicky Zulkarnain dan istrinya, serta anaknya, Nia Zulkarnain dalam seni peran tak pernah henti main.
- Figur kiyai dalam film pantas buat Alwi.
- Bintang laga biasanya Adven Bangun & George Rudi. Aktingnya terbangun dan sangat serasi.
- Aktor Barry Prima bodinya sangat prima. Dalam film horornya sering dipertemukan dengan Suzanna. Sebab Suzanna yang jelita memang kesohor dengan film horor.
- Dorman Borisman sering berperan sebagai figuran.
- Group lawak D’Bodor betul-betul bikin syaraf kendor.
- Acara Ria Jenaka bikin orang gembira-ria karena memang jenaka.
- Nonton film komedi DKI (Dono Kasino Indro) Prambor’s nggak bikin boros.
- Benyamin S & Ida Royani sama-sama berkiprah dalam film dan menyanyi.
- Taufik Savalas contoh sosok apik nggak malas.
- Titik Sandora & Muchsin Alatas pasangan penyanyi papan atas.
- Sambas sebagai narator vokalnya ngebas nggak seperti motor.
- Si Duo Kribo : Ucok Aka Harahap cocok penuh harap dan Ahmad Albar lagu-lagunya cocok di bar-bar.
- Predikat Si Ratu Dangdut Elvi Sukaesih hingga kini belum tersisih.
- Yang piawai menari jaipong adalah Camelia Malik. Gerakannya meliuk-liuk dan molak-malik.
- Titik Puspa rajin merawat tubuhnya dengan Spa.
- Pokoknya orang-orang yang sudah pernah masuk TV dijuluki bintang televise.
- Nama Musmulyadi yang memopulerkan lagu Hitam Manis kala itu kasetnya sangat laris manis. Ditambah lagu Rek Ayo Rek yang namanya semakin terdongkrak. Itu artinya terkerek.
- Orkes Melayu Awara kelompok musik yang sudah almarhum otomatis kini sudah nggak bersuara.
- Berkat Rhoma Irama dengan orkes Soneta kini musik dangdut semakin menggurita.
- Siaran berita dari RRI pusat Jakarta semua gelombang radio menjaring warta. Diawali instrumen lagu Rayuan Pulau Kelapa. Tapi kini sudah tidak ada.
- Kelompok musik Panber’s kini sudah ambles. Sedangkan D’Loyd tidak lagi mengorbit.
- Drama radio Satria Kumbara pernah tenar di udara.
- Pak Tino Sidin pelatih lukis yang disiplin dan rajin. Soal mewarna jangan takut. Agar nyali anak tidak ciut.
- Masjid Istiqlal, Tugu Monas, Stasiun Gambir : Sangat terkenal hingga menjadi gambaran buah bibir.
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = edisi kenangan lama= = = = = = =
PAGIKU DI SINI
Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.
Burung Pelatuk Mengetuk Dari Ufuk
Burung Prenjak Jingkrak-jingkrak Di Atas Blarak
Burung Podang Berdendang Di Pohon Pisang
Burung Perkutut Manggut-manggut Kena Pulut
Aroma Ketan Seirama Dengan Musang Malam
Lengan Mbok Tani Yang Mengantan Ketan
Sangrai Emping Itu Berkeping-keping
Aroma Sedap Menyelinap Terbawa Asap
Hewan Jumpalitan Keluar Kandang Menuju Taman
Ah, Pagi Yang Indah Rona Merekah Sungguh Gagah
= = = = = = = = = = = = = = = = = = antara kemarao & hujan era 70-an …….
Biru Kalbuku
Karya : Ibu Siti Musyarofah, M.Pd.
Daun –daun pucuk pinus bergoyang –goyang melambai
Seakan memanggilku tuk bercengkrama….
Hembusan angin lembut membelai jilbabku…
Sampai menembus biru kalbuku…
Matahari bersinar cerah dengan cahaya berpelangi
Mengintai pepohonan rindang menyambut pagi.
Yang tak segan-segan menabur gizi demi teman sejati.
Bagaikan birunya kalbuku hari ini……
Ketika awan datang dan bertandang tuk melenyapkan…
Cahayapun semakin lama semakin berkurang….
Dan sinarpun enggan tuk bersemayam disaat awan berdendang riang.
Itulah birunya kalbuku yang sampai saat ini masih kusimpan….
A S A
Karya : Ibu Siti Musyarofah, M.Pd.
Pagi ini terasa sejuk …bagaikan ada tetesan embun..
Yang selalu menetes, di dadaku dengan begitu segaaar..
Ada setitik asa didalam dada, yang tidak mudah hilang, begitu saja.
Terpana …..terasaa….kapan….tercapainya….
Hatiku ingin selalu tersenyum…tuk menjemput asa..
Walaupun Kau masih jauh nun disana…..
Bahagia kurasa walau hanya di angan-angan saja.
In Syaa Alloh akhirnya akan tercapai juga.
Dirimu sembunyi …di alam yang begitu sepi….
Padahal setiap insan pasti mencari……
Memang…Asa…nan jauuuhh….disana…..
Jika kita selalu enggan tuk menjemputnya…..
Demi Waktu
Karya : Ibu Siti Musyarofah, M.Pd.
Nafas demi nafas desahku mengikutimu
Detik demi detik selalu melaluimu
Menit demi menit hilanglah kesempatanku
Itulah waktu…….waktu ……dalam kehidupanku…
Hari selalu berputar dan tak akan kembali…..
Tak akan kembali……untuk berbalik arah lagi.
Ketika bumi beredar , matahari selalu bersinar…
Masihkah kita ,tetap tak sadar?..sadarlah…..
Jangan biarkan titik-titik cahaya menjadi pudar.
Demi waktu kulangkahkan kakiku tuk menuntut ilmu
Demi waktu kalbuku selalu mengharap Ridho-Mu.
Tuk bekal menuju kehidupan ke Ribaan-Mu.
Oh…Tuhan…pencipta waktu demi kehidupanku…
Kutengadahkan syukurku hanya untuk-Mu…
Engkau tak pernah lelah…tak pernah lengah tuk hamba-Mu.
Begitu indahnya waktu jika tuk mencari Ridho-Mu.
Sadarkah diriku…….tahukah diriku………
Betapa…..pentingnya waktu….dalam usiaku…….
DERMAGA TERINDAH
Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.
Serpihan hati terkoyak
Manakala namamu terucap
Pesona indahmu menggelora
Nuansa hijau menyelimuti tubuhmu
Tatkala jiwamu tertiup angin
Inginku tetap mendampingimu
Gambaran keanggunan diri kau pancarkan
Anganku berlari terbang untuk memujamu
Benih cinta kau tanamkan
A sap rindu kau tebarkan
Bara pilu kau jauhkan
Arti diri kau sematkan
Titian asa juga kau janjikan
Goresan sunyi berganti ceria
Aku terpana menelusuri lorong hijaumu
Ku tahu kehadiran raga ini selalu kau tunggu
Pohon cinta itu bersemi mengukir tiap sudutmu
Alasan apa tak menyapamu
Kuikatkan hati yang menggelora
Agar ikhlasku menyatu dengan jiwamu
Terus dan terus hidup dihati sampai tiba saatnya
CINTA DI UJUNG JALAN
Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.
Wajah sendu terlihat jelas
Sudut mata bergerak menikam sepi
Kepedihan diri yang terukir
Janji suci telah mengingkar
Gelora yang rapuh
Oleh untaian kidung cinta
Melara meluruhkan jiwa
Sendu mendera biduk asmara
Dentang jam dinding menghentak
Menggores kenangan terus menjelma
Menguntai malam menggantung diri
Mengikat lelah menguntai rasa
Gundah gulana bergelora
Berkecimpung duka nestapa
Memendam diri hingga tersadar
Bangkitkan keihklasan nurani
Meski asa tak kunjung datang
Tiada lelah berharap
Biar penantian panjang
Setia ini kan menunggu di ujung jalan
RUANG ILMU
Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.
Gerbang yang kokoh menyambutku
Tak heran salam pun terucapkan
Jabat kasih sayang tersalurkan
Mengukir pagi penuh asa
Saat dentang bel terdengar
Langkahku diiringi lantunan dedauan yang diterpa angin
Kunikmati nuansa damai nan sejuk
Demi jalan kan tugas dengan hati ikhlas
Sesaat ku sudah di depan ruang ilmu
Langkah-langkah kecil saling berhamburan
Guna menggambi ltempat diri
Tanda jiwa siap terisi ilmu
Suasana hangat mengiringi kebersamaan
Dalam gulatkan ilmu yang penuh makna
Letupan letupan kecil dan acungan jari
Menghiasi indahnya bahtera pemahaman
Tak terasa waktu bergulir begitu saja
Meninggalkan keasyikkan dalam ruang ilmu
Aku terhenti untuk berlalu
Akhir kalimat salam sebagai pemuas diri
DAMAIKU DI UJUNG SENDU
Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.
Untaian lara yang terukir
Menggoreskan perih pedih
Memecah gemuruh rona hati
Memendar merana menyiksa
Saat puing cinta telah kautancapkan
Derita hati kau sematkan
Mewarnai hamparan sendu
Bagai biduk yang mencekam
Hariku hampa menyendiri
Menyayat lara yang terdalam
Rasa tulus ikhlas telah kau robek
Hingga memendam gelora amarah
Langkahku semakin gontai
Diriku lunglai tak berjiwa
Memendam perih yang menghuncam
Hingga membisukan gairah hidup
Tapi sadarku mengguggah jiwa
Mengajak menatap masa depan
Meninggalkan lara dalam diri
Menyambut rona pelangi
Bangkitku menggapai senyuman yang indah
Menorehkan rasa gembiralagi
Menjalani untaian mutiara sejati
Merajut asa yang terbentang
Kurajut lagi puing – puing bahagia
Bersama belahan jiwaku
Terhapuslah rasa perih hati
Hingga terjaga damai di jiwa selamnya
ANAKKU SAYANG
Karya : Ibu Anik Tri Setiyarini
Bertahun tahun lamanya dalam penantian
Dunia hampa sepi tanpa canda tawa
Bagaikan malam yang tak berbintang
Bagaikan siang yang tak bermatahari
Do’a dan pengharapan selalu kami panjatkan
Hingga kaupun hadir dengan penuh keajaiban
Tawamu adalah penyemangat dalam jiwaku
Tangismu adalah pengobat sepi dalam ragaku
Anakku sayang……………….
Kau adalah kekuatan cinta ayah bunda
Kau adalah harapan tuk masa depan
Bersamamu kebahagiaan hakiki kami dapatkan
Anakku sayang………………
Do’a tiada henti selalu kami panjatkan
Tuk mengiringi langkah kakimu
Meraih kebahagiaan menggapai masa depan yang gemilang
DO’A MALAM
Karya :Ibu Anik Tri Setiyarini
Tatkala sang surya sembunyi di balik senja nan memerah
Gelappun datang menyapa alam
Dalam keheningan jiwa yang sendiri
Sebait do’a kupanjatkan
Semoga Tuhan selalu menjagaku
Saat ku terlelap dalam buaian mimpi
Diantara nyanyian bidadari-bidadari surga
Dan tatkala sang surya hadir kembali di ufuk timur
Sebait do’a pun aku panjatkan
Semoga Tuhan membangunkanku
Dengan sejuta senyum kebahagiaan dan pengharapan…..