Juli 27, 2024

SMP NEGERI 3 BABAT

Sekolah Adiwiyata Nasional

Puisi

RONDA MALAM DI KAMPUNG HALAMAN

Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.

Angin Dingin Meniup Mencekam

Demi Lembaran Kebersamaan

Tugas Negara Dalam Pengamanan

Tetap Kujalani

Walau Body Lemah Bak Pelepah Lunglai

Data Kertas Kerja  Pak RT Mengerling Keliling

Serombongan Tetabuhan Mengasyikkan

Keliling Bawa Kentongan Media Bunyia-bunyian

Lalu Kuusik Hingga Berisik

Alunan Suara Bikin Pendengkur Lena Mencetak Peta

Tengah Malam Berhias Temaram Purnama

Kami Menjelajah Arena Mengepung Kampung

Bisa Dihitung Orang Yang Sujud Merenung

Masih Mengusir Musuh Dengan Menaruh Uang Lusuh

Ya, Beras Jimpitan Itu Kini Diuangkan

Akankah Kaleng-kaleng Itu Terus Oleng

Hanya Peronda Yang Tahu

Di Gerdu Kami Bersatu

(edisi jaga selasa malam sinambi jagongan, sesekali nyeruput kopi & camilan)

LACUTKAH  AKU …?

Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S. Ag.

Aku Tak Kuasa Meramu Kata-kata

Dari Huruf Ke Kalimat Semakin Tersendat

Hanya Bahasa Tubuh Lewat Kerling Kecil

Yang Utuh

Demi Wajah Nan Indah

Ah,..Semakin Kelu Dan Kaku Serasa Lidah

Lacutkah Aku…?

Bila Bersenandung Rindu

Karena Senyummu Menyapaku

Kulihat Ada Sudut Bibirmu Yang Indah

Seolah Bertuah

Dua Kalinya Aku Terjaga Pongah

Lacutkah Aku…?

Bila Menuang Ide Yang Beku

Lalu Kuintai Bayanganmu Yang Semu

Lalu Kusiram Rayuan Penyesalan

Lalu Kuganti Dengan Madu Iman

Lalu Aku Terjaga Ketiga Kalinya

Dalam Lembar Kenistaan

Lacutkan Aku…?

Bila Megobral Obrol Yang Ambrol

Sementara Semua Orang Besekongkol

Tak Seorangpun Yang Berani Mengontrol

Hingga Bikin Hatiku Semakin Dongkol

Betapa Rakyat Terhempas Nggak Dikatrol

Huh… Semakin Konyol

– – – – – – – edisihujan turun pertama  desember 2019 – – – – – – –

KUMPULAN NASKAH PUISI KENANGAN

LOMBA PUISI NASIONAL

ANAK KECIL TENTANG SAWAH-LADANGNYA

Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.

Kaki dekil turut andil

Pemiliknya anak kecil bersenjata bedil :

“Biarin, kata kakek buat refleksi tanpa selongsong kaki”

Lantas bocah itu maraton bersama laron yang menari-nari

Lantas emaknya menggoreng untuk nutrisi

Lantas bocah itu tunggang langgang ke ladang

Lantas didapatinya sang kakek tiap hari bokek

Lantas si cucu itu menafsiri pentingnya energi

Nyedot cerutu, nyeruput kopi

Ongkang-ongkang nyokot singkong

Sang kakek terkekeh giginya ompong

Merasuknya formulasi ilmu pada cucu

Bocah itu mengulum batang sorgum

Pada batang : sedot manis sepah dibuang

Burung betet medium ke surga naim

Bagi para petani yang menuai meski minim

Lantas petani itu berteduh di gubug

Lantas ada kiriman getuk

Lantas sholat dipintu-Nya ia mengetuk

Lantas ia capek nggak bisa melek

Lantas sore mega mendung

Lantas menggiring kambing ke kandang

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = musim panen kedua 2015

 A P R I O R I

Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.

DENGAN PONGAH KAU BEDAH CELAH SALAH

SONDER LIHAT HATI NURANI YANG HAKIKI

LEMAH MAHAL AKHIRNYA TERJUNGKAL

JADILAH KAWAN SASARAN OMELAN

ANGGAP SAJA SUARA GAMELAN

SEKALI SALAH

TERUSLAH SALAH

KABAR DARI SEBELAH

INFO SALAH KAPRAH

TANPA DIOLAH

LALU MANA KEBENARAN YANG NYATA…

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =oktober 2018

APRESIASI LAKI – BINI

Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag

Suami itu bak raja diraja.

Istri adalah brankasnya.

Itu hakekat idealnya.

Tapi sayang, zaman berubah.

Suami tersulap menjadi budak belia.

Istri naik tahta.

Darmana – Darmini jalin ikatan suci.

Cincin kawin telah dikebiri.

Darmana kerja keras banting tulang.

Darmini ongkang-ongkang.

Darmana pulang kerja.

Darmini mengorek data.

Dompet suami langsung dibuka.

Hari itu tanggal muda.

Darmini senyum – tertawa ceria.

Tapi bila tanggung bulan.

Darmana ditendang jadi bulan-bulanan.

Wajah beringsut cemberut.

Amplop tambahan ikut hanyut.

Malam-malam Darmana tergugah.

Tapi Darmini tiada gairah.

= = = = = = = = = = = = = = =suatu malam menjelang 2019

CATATAN KENANGAN & NOSTALGIA DARI JAKARTA

Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.

  • Di jaman nggak enak : radio, TV, sepedah ontel berpajak.
  • Radio & TV media hiburan andalan.
  • Materinya terbatas, penyiarnya berkuwalitas.
  • Didengar enak, dilihat sedap.
  • Anita Rahman pemberita menawan.
  • Koes Hendratmo bergaya flamboyan.
  • Sazli Rais tak suka meringis. Duduknya tegak, walau bibirnya nggak bergerak. Artikulasi suara bak teriak.
  • Sandy Tyas resensi filmnya sangat pas.
  • Film Si Unyil untuk anak kecil. Tokoh Pak Raden kerap bikin insiden.
  • Aneka Ria Safari wahana artis anak negeri yang bergengsi.
  • Album minggu ini tayangan lagu-lagu terkini.
  • Film akhir pekan ditunggu orang kota hingga pedesaan.
  • Harmoko minta petunjuk presiden adalah insiden yang keren.
  • Siaran pedesaan suatu bentuk simulasi andalan.
  • Wawanara presiden dengan petani – rakyat sebagai simulasi yang memikat.
  • Robbi Sugara & Ratno Timur bagai sedulur sama-sama masyhur.
  • Feri Fadli si dokter gigi pengisi suara pengganti. Artinya sering dubbing.
  • Rudi Salam & Roy Marten aktor bersaudara sering membintangi film asmara.
  • Asari Oramahe sosok reporter bervokal power yang santer dan banter.
  • A. Hamid Arif sering didapuk sebagai ortu yang bijaksana dan arif.
  • Bambang Irawan & Ade Irawan pasangan actor – aktris yang menawan.
  • Pangki Suwoto & Yati Octavia pasangan bintang yang  memesona. Dalam film Yati Octavia idealnya berpasangan dengan Rhoma Irama. Hingga kini masih tetap cetar membahana.
  • Semenjak remaja Aminah Cendrakasih berkiprah dalam film yang patut diberi tali asih.
  • Jamal Mirda & Lidya Kandao pasangan serasi, gitu lho….
  • Rano Karno itu anaknya Sukarno M. Nur yang sama-sama kesuwur.
  • Dedy Sutomo & Dody Sukma memang memang dedikasinya sangat mulia.
  • Marisa Haq & Ikang Fauzi selalu mencari jalan yang haq dan terpuji. Pasangan pasutri ini punya aura, nyawa dan berolah rasa.
  • Artis Nafa Urbah setiap nafas perannya berubah.
  • Gesekan biola Idris Sardi memang menyentuh hati.
  • Film dan lagunya Rhoma Irama sangat berirama dan banyak penggemarnya.
  • Jarang diekspos : HIM Damsyik aktor film yang kurus kering itu pelatih ballet yang asyik tak mau terusik.
  • Dicky Zulkarnain dan istrinya, serta anaknya, Nia Zulkarnain dalam seni peran tak pernah henti main.
  • Figur kiyai dalam film pantas buat Alwi.
  • Bintang laga biasanya Adven Bangun & George Rudi. Aktingnya terbangun dan sangat serasi.
  • Aktor Barry Prima bodinya sangat prima. Dalam film horornya sering dipertemukan dengan Suzanna. Sebab Suzanna yang jelita memang kesohor dengan film horor.
  • Dorman Borisman sering berperan sebagai figuran.
  • Group lawak D’Bodor betul-betul bikin syaraf kendor.
  • Acara Ria Jenaka bikin orang gembira-ria karena memang jenaka.
  • Nonton film komedi DKI (Dono Kasino Indro) Prambor’s nggak bikin boros.
  • Benyamin S & Ida Royani sama-sama berkiprah dalam film dan menyanyi.
  • Taufik Savalas contoh sosok apik nggak malas.
  • Titik Sandora & Muchsin Alatas pasangan penyanyi papan atas.
  • Sambas sebagai narator vokalnya ngebas nggak seperti motor.
  • Si Duo Kribo : Ucok Aka Harahap cocok penuh harap dan Ahmad Albar lagu-lagunya  cocok di bar-bar.
  • Predikat Si Ratu Dangdut Elvi Sukaesih hingga kini belum tersisih.
  • Yang piawai menari jaipong adalah Camelia Malik. Gerakannya meliuk-liuk dan molak-malik.
  • Titik Puspa rajin merawat tubuhnya dengan Spa.
  • Pokoknya orang-orang yang sudah pernah masuk TV dijuluki bintang televise.
  • Nama Musmulyadi yang memopulerkan lagu Hitam Manis kala itu kasetnya sangat laris manis. Ditambah lagu Rek Ayo Rek yang namanya semakin terdongkrak. Itu artinya terkerek. 
  • Orkes Melayu Awara kelompok musik yang sudah almarhum otomatis kini sudah nggak bersuara.
  • Berkat Rhoma Irama dengan orkes Soneta kini musik dangdut semakin menggurita.
  • Siaran berita dari RRI pusat Jakarta  semua gelombang radio menjaring warta. Diawali instrumen lagu Rayuan Pulau Kelapa. Tapi kini sudah tidak ada.
  • Kelompok musik Panber’s kini sudah ambles. Sedangkan D’Loyd tidak lagi mengorbit.
  • Drama radio Satria Kumbara pernah tenar di udara.
  • Pak Tino Sidin pelatih lukis yang disiplin dan rajin. Soal mewarna jangan takut. Agar nyali anak tidak ciut.
  • Masjid Istiqlal, Tugu Monas, Stasiun Gambir : Sangat terkenal hingga menjadi gambaran buah bibir.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = edisi kenangan lama= = = = = = =

PAGIKU DI SINI

Karya : Bapak Ahmad Fanani Mosah, S.Ag.

Burung Pelatuk Mengetuk Dari Ufuk

Burung Prenjak Jingkrak-jingkrak Di Atas Blarak

Burung Podang Berdendang Di Pohon Pisang

Burung Perkutut Manggut-manggut Kena Pulut

Aroma Ketan Seirama Dengan Musang Malam

Lengan Mbok Tani Yang Mengantan Ketan

Sangrai Emping Itu Berkeping-keping

Aroma Sedap Menyelinap  Terbawa Asap

Hewan Jumpalitan Keluar Kandang Menuju Taman

Ah, Pagi Yang Indah Rona Merekah Sungguh Gagah

= = = = = = = = = = = = = = = = = = antara kemarao & hujan era 70-an …….

Biru Kalbuku

Karya : Ibu Siti Musyarofah, M.Pd.

Daun –daun pucuk pinus bergoyang –goyang  melambai

Seakan memanggilku tuk bercengkrama….

Hembusan angin lembut membelai jilbabku…

Sampai menembus biru kalbuku…

               Matahari bersinar cerah dengan cahaya berpelangi

                Mengintai pepohonan rindang menyambut pagi.

                Yang tak segan-segan menabur gizi demi teman sejati.

                 Bagaikan birunya kalbuku hari ini……

Ketika awan datang dan bertandang tuk melenyapkan…

Cahayapun semakin lama semakin berkurang….

Dan sinarpun enggan tuk bersemayam disaat awan berdendang riang.

Itulah birunya kalbuku yang sampai saat ini masih kusimpan….

A S A

Karya : Ibu Siti Musyarofah, M.Pd.

Pagi ini terasa sejuk …bagaikan ada tetesan embun..

Yang selalu menetes, di dadaku dengan begitu segaaar..

Ada setitik asa didalam dada, yang tidak mudah hilang, begitu saja.

Terpana …..terasaa….kapan….tercapainya….

                        Hatiku  ingin selalu tersenyum…tuk menjemput asa..

                        Walaupun Kau masih jauh nun disana…..

                        Bahagia kurasa walau hanya di angan-angan saja.

                        In Syaa Alloh  akhirnya akan tercapai juga.

Dirimu sembunyi …di alam yang begitu sepi….

Padahal setiap insan pasti mencari……

Memang…Asa…nan jauuuhh….disana…..

Jika kita   selalu enggan tuk menjemputnya…..

Demi Waktu

Karya : Ibu Siti Musyarofah, M.Pd.

    Nafas demi nafas desahku mengikutimu

    Detik demi detik selalu melaluimu

     Menit demi menit hilanglah kesempatanku

     Itulah waktu…….waktu ……dalam kehidupanku…

                            Hari selalu berputar dan tak akan kembali…..

                             Tak akan kembali……untuk berbalik arah lagi.

Ketika bumi beredar , matahari selalu bersinar…

                             Masihkah kita ,tetap tak sadar?..sadarlah…..

                             Jangan biarkan titik-titik cahaya menjadi pudar.

Demi waktu kulangkahkan kakiku tuk menuntut ilmu

Demi waktu kalbuku selalu mengharap Ridho-Mu.

Tuk bekal menuju kehidupan ke Ribaan-Mu.

Oh…Tuhan…pencipta waktu demi kehidupanku…

Kutengadahkan syukurku hanya  untuk-Mu…

                             Engkau tak pernah lelah…tak pernah lengah tuk hamba-Mu.

                             Begitu indahnya waktu jika tuk mencari Ridho-Mu.

                             Sadarkah diriku…….tahukah diriku………

                             Betapa…..pentingnya waktu….dalam usiaku…….

DERMAGA TERINDAH

Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.

Serpihan hati terkoyak

Manakala namamu terucap

Pesona indahmu menggelora

Nuansa hijau menyelimuti tubuhmu

Tatkala jiwamu tertiup angin

Inginku tetap mendampingimu

Gambaran keanggunan diri kau pancarkan

Anganku berlari terbang untuk memujamu

Benih cinta kau tanamkan

A sap rindu kau tebarkan

Bara pilu kau jauhkan

Arti diri kau sematkan

Titian asa juga kau janjikan

Goresan sunyi berganti ceria

Aku terpana menelusuri lorong hijaumu

Ku tahu kehadiran raga ini selalu kau tunggu

Pohon cinta itu bersemi mengukir tiap sudutmu

Alasan apa tak menyapamu

Kuikatkan hati yang menggelora

Agar ikhlasku menyatu dengan jiwamu

Terus dan terus hidup dihati sampai tiba saatnya

CINTA DI UJUNG JALAN

 Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.

Wajah sendu terlihat jelas

Sudut mata bergerak menikam sepi

Kepedihan diri yang terukir

Janji suci telah mengingkar

Gelora yang rapuh

Oleh untaian kidung cinta

Melara meluruhkan jiwa

Sendu mendera biduk asmara

Dentang jam dinding menghentak

Menggores kenangan terus menjelma

Menguntai malam menggantung diri

Mengikat lelah menguntai rasa

   Gundah gulana bergelora

Berkecimpung duka nestapa

Memendam diri hingga tersadar

Bangkitkan keihklasan nurani

Meski asa tak kunjung datang

Tiada lelah berharap

Biar penantian panjang

Setia ini kan menunggu di ujung jalan

RUANG ILMU

         Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.

Gerbang yang kokoh menyambutku

Tak heran salam pun terucapkan

Jabat kasih sayang tersalurkan

Mengukir pagi penuh asa

Saat dentang bel terdengar

Langkahku diiringi lantunan dedauan  yang diterpa angin

Kunikmati nuansa damai nan sejuk

Demi  jalan kan tugas dengan hati ikhlas

Sesaat ku sudah di depan ruang ilmu

Langkah-langkah kecil saling berhamburan

Guna menggambi ltempat diri

Tanda jiwa siap terisi ilmu

Suasana hangat mengiringi kebersamaan

Dalam gulatkan ilmu yang penuh makna

Letupan letupan kecil dan acungan jari

Menghiasi indahnya bahtera pemahaman

Tak terasa waktu bergulir begitu saja

Meninggalkan keasyikkan dalam ruang ilmu

Aku terhenti untuk berlalu

Akhir kalimat salam sebagai pemuas diri

DAMAIKU DI UJUNG  SENDU

Karya : Ibu Pipit Mahatmi, S.Pd. M.Pd.

Untaian lara yang terukir

Menggoreskan perih pedih

Memecah gemuruh rona hati

Memendar merana menyiksa

            Saat puing cinta telah kautancapkan

            Derita hati kau sematkan

            Mewarnai hamparan sendu

            Bagai biduk yang mencekam

Hariku hampa menyendiri

Menyayat lara yang terdalam

Rasa tulus ikhlas telah kau robek

Hingga memendam gelora amarah

            Langkahku semakin gontai

            Diriku lunglai tak berjiwa

            Memendam perih yang menghuncam

            Hingga membisukan gairah hidup

Tapi sadarku mengguggah jiwa

Mengajak menatap masa depan

Meninggalkan lara dalam diri

Menyambut rona pelangi

Bangkitku menggapai senyuman  yang indah

Menorehkan rasa gembiralagi

Menjalani untaian mutiara sejati

Merajut asa yang terbentang

Kurajut lagi puing – puing bahagia

Bersama belahan jiwaku

Terhapuslah rasa perih hati

Hingga terjaga damai di jiwa selamnya

ANAKKU SAYANG

Karya : Ibu Anik Tri Setiyarini

Bertahun tahun lamanya dalam penantian

Dunia hampa sepi tanpa canda tawa

Bagaikan malam yang tak berbintang

Bagaikan siang yang tak bermatahari

Do’a dan pengharapan selalu kami panjatkan

Hingga kaupun hadir dengan penuh keajaiban

Tawamu adalah penyemangat dalam jiwaku

Tangismu adalah pengobat sepi dalam ragaku

Anakku sayang……………….

Kau adalah kekuatan cinta ayah bunda

Kau adalah harapan tuk masa depan

Bersamamu kebahagiaan hakiki kami dapatkan

Anakku sayang………………

Do’a tiada henti selalu kami panjatkan

Tuk mengiringi langkah kakimu

Meraih kebahagiaan menggapai masa depan yang gemilang

DO’A MALAM

Karya :Ibu Anik Tri Setiyarini

Tatkala sang surya sembunyi di balik senja nan memerah

Gelappun datang menyapa alam

Dalam keheningan jiwa yang sendiri

Sebait do’a kupanjatkan

Semoga Tuhan selalu menjagaku

Saat ku terlelap dalam buaian mimpi

Diantara nyanyian bidadari-bidadari surga

Dan tatkala sang surya hadir kembali di ufuk timur

Sebait do’a pun aku panjatkan

Semoga Tuhan membangunkanku

Dengan sejuta senyum kebahagiaan dan pengharapan…..