Juli 27, 2024

SMP NEGERI 3 BABAT

Sekolah Adiwiyata Nasional

Opini Yang Sudah Pernah Dimuat Media Cetak Karya Bung Fanani Mosah

Suyono Botak

BEDANYA JUDUL BUKU DAN JUDUL BERITA

Judul Buku                  : AL-QUR’AN DIHINA GUS DUR
Penulis                         : Hartono Ahmad Jaiz
Penerbit                       : Hujjah Pres-Jakarta Timur
Cetakan                       : I. Mei 2006, II. Juni 2006 (Best Seller)
Tebal Buku                  : xvi + 112 Halaman
Format/Kertas             : 14 Cm x 21Cm (HVS 60 Gram)

Peresensi                     : Ahmad Fanani Mosah (Bergerak Di Bidang Ke-MC-an, Forfmulasi Kepenulisan  dan Entertainment Panggung)

MESKIPUN Yang bersangkutan (Gus Dur/Abdurrahman Wahib) sudah kapundhut, bukan berarti saya bermaksud melecehkan almarhum, yang notabene sebagai nama tokoh besar  (mantan prseiden RI dan mempunyai jama’ah yang tidak sedikit). Akan tetapi dalam hal ini tidak lebih dari sekadar kajian/tela’ah ilmiah. Toh terbitan bukunya saja keluaran tahun 2006, yang masih enak dibaca, perlu dan mengasyikkan.

MULA – Mula yang menjadi pertanyaan batin saya ketika menatap buku ini adalah, mengapa penulisnya, Hartono Ahmad Jaiz tidak menggunakan judul GUS DUR MENGHINA AL-QUR’AN, pada karyanya ?. Setelah saya cermati dan saya analisa, ada beberapa temuan, antara lain :

  1. Bila menggunakan kalimat aktif, GUS DUR MENGHINA AL-QUR’AN, khawatir sama dengan berita di koran/majalah/TV, yang kebanyakan menggunakan kalimat aktif. Dan seolah-olah judul semacam ini sudah merupakan trade-mark wartawan (redaktur).
  2. Wartawan selalu ingin mengangkat status/ketokohan KH Abdurraman Wahid, sehingga nama Gus Dur agak lebih dikedepankan, baru setelah itu Al-Qur’an sebagai obyek penderita.
  3. Sementara di sisi lain, pembaca sendiri lebih menyukai judul-judul made-in wartawan/mass media, yang memang lihai dalam membikin “siapa” dan “apa” nya. Mau tidak mau pembaca akan terpesona dibuatnya.

Sebagai warna lain, maka Hartono Ahmad Jaiz menorehkan kata-kata dalam bukunya itu dengan tajuk AL-QUR’AN DIHINA GUS DUR. Setelah saya cermati dan saya analisa, juga ada beberapa temuan, antara lain :

  1. Hartono Ahmad Jaiz tidak rela jika AL-QUR’AN dinomor belakangkan. Oleh karena itu, dia menuliskannya pada awal judul pada bukunya. Sehingga terbacalah AL-QUR’AN DIHINA GUS DUR. Secara tidak langsung tersirat makna : Al-Qur’an yang diangkat dan dijunjung tinggi, sedangkan Gus Dur “dijatuhkan”.
  2. Desain Cover yang digarap oleh Iwan Wojo ini sengaja memilih bentuk huruf yang mayoritas gemuk-gemuk, kelihatan seger, enak dipandang dan perlu dibaca. Maka seandainya penulisnya menggunkan judul dengan kalimat aktif sebagaimana gaya surat kabar : GUS DUR MENGHINA AL-QUR’AN, mungkin kata MENGHINA tidak segemuk atau segede tulisan DIHINA, seperti yang ada sekarang ini (lihat hasil gambar scan cover buku tsb).
  3. Hartono Ahmad Jaiz caper (cari perhatian). Biar pembaca penasaran, seperti saya ini, yang kemudian mengotak-atik bikin ulasan dan atau meresensinya.

Bukan Gus Dur jika tidak punya pikiran yang aneh, sikap dan omongannya yang nyeleneh, yang apabila ditulis atau diberitakan banyak orang yang golek maneh,  yang kadang-kadang ummatnya bingung njeleh-njeleh.

Kata sapaan ummat Islam : Assalamu’alaikum yang nyata-nyata ajaran dan sunnah dari kanjeng nabi, yang kalau kita cermati mempunyai kedalaman makna yang tinggi itu  diganti dengan kata “selamat pagi”.

Dalam kiprahnya di bidang leadhership, sebelum memimpin negara Indonesia, juga pernah menjadi pimpinan ketoprak. Kemudian akhir-akhir ini santer kita dengar bahwa Gus Dur pernah dibaptis menjadi umat Kristiani.

Saat PT Ajinomoto meramu salah satu bahan bakunya (starter) yang mengandung komponen  yang bermedia pada enzim dari babi (porcine) dinyatakan haram oleh MUI  (Majlis Ulama’ Indonesia), justru Gus Dur menghalalkan penyedap rasa (micin) yang  sudah kesohor itu. Sehingga saat itu juga masyarakat muslim heboh dibuatnya.

Tokoh yang kondang dengan icon “gitu aja kok repot” itu, pernah ber “musuhan” dengan Super Star Si Raja Dangdut Rhoma Irama, lantaran mantan PBNU itu membela Inul dengan komentar-komentarnya yang sangat tidak pas, : “Ngapain Rhoma Irama ngurusi goyangannya Inul, mbok ya ngurusi orang-orang yang korupsi itu, iya, kan …? Gitu aja kok repot …!!!

Lantas terlintas dalam benak dan pikiran kita, apa hubungannya Rhoma Irama selaku pimpinan orkes musik Soneta dengan para koruptor ? Di bidang per-joged lagu dangdutan-an, bukankah Rhoma Irama lebih dekat dengan Inul, ketimbang anggota dewan  dan orang-orang yang korupsi ?.

Karena begitu besar dan kuatnya nyali K.H. Abdurrahman Wahid dalam upaya pembelaannya kepada Inul Daratista  Si Ratu Goyang Ngebor, maka berlanjut pula melibatkan istrinya, Ny. Sinta Nuriyah untuk bergabung bersama para artis/selebriti berdemo menolak RUU APP. Meski sang istri terseok-seok di atas kursi roda.

Hartono Jaiz melalui bukunya yang laris manis itu selalu membikin gamblang para pembacanya dengan selalu menampilkan hasil wawancara JIL (Jaringan Islam Liberal) dengan Gus Dur  (yang disadap lewat internet) disetiap ulasannya. Pengulangan ini dengan maksud agar para pembaca tahu persis bagian-bagian atau kalimat-kalimat tertentu yang akan diulas atau ditanggapi oleh Hartono.

Tuduhan Alqur’an sebagai kitab suci yang paling porno dari kitab-kitab lain adalah menunjukkan bahwa yang berotak dan berpikiran ngeres (porno) tidak lain adalah Gus Dur sendiri. Karena selama ini tidak ada seorang pun yang pernah mengatakan bahwa Alqur’an itu kitab suci yang paling porno kecuali Gus Dur sendiri.

Pikiran Gus Dur ini dibuktikan dari sikap dan tindakannya yang ngotot melarang disahkannya RUU APP  dengan alasan pornografi dan pornoaksi tidak perlu dibuat undang-undang sebab batas porno itu menurut siapa, dan beliau memandang porno itu berasal dari pikiran atau otak masing masing orang.  Jadi tidak bisa dibatasi (dibuat undang-undang).

Adapun tingkat ke ”porno” an Alqur’anul Karim, (kalau memang Gus Dur masih bersikukuh mengatakan alqur’an itu porno) adalah bersifat mujmal/global, yang membahas agar manusia itu tidak berbuat cabul, tindak asusila yang menjurus pada hal-hal yang berbau porno. Termasuk pornografi, pornoaksi dan porno-porno yang lain. Adapun masalah kaum ibu yang menyusui anaknya itu adalah sekian kali dari konsepsi Islam. = = =

 

 

Penulis/Pengirim : AHMAD FANANI MOSAH

Kantor Dinas : SMP Negeri 3 Babat

No Kontak  : 0857 309 248 76